oleh : Imam Soebagio
Pengertian :
Gerakan crossing the midline fisik dan mental untuk menstimulasi hemisfer kanan agar dapat bekerja seimbang dengan hemisfer kiri.
Tujuan :
1. Memelihara fungsi mental yang normal pada lansia.
2. Meningkatkan Usia Harapan Hidup.
3. Memperlambat kemunduran kognitif pada lansia.
4. Meningkatkan fungsi otak : kewaspadaan, pemusatan perhatian, daya ingat dan fungsi eksekutif (pada lansia dan dewasa).
Prosedur :
1. Persiapan (sebelum latihan gerak dan latih otak, klien harus serius berlatih; minum air yang cukup sebelum, sedang, sesudah latihan; selama latihan tidak menahan nafas saat otot berkonstraksi dan menarik nafas pada saat otot rileks).
2. Peralatan (tidak memerlukan alat-alat khusus; hanya sebuah kursi untuk latihan posisi duduk; dan berdera kecil berwarna hijau, merah dan putih).
3. Lingkungan (tempat latihan dalam ruang bebas bergerak; suasanna membuat nyaman klien).
Pelaksanaan :
1. Peregangan (terdiri dari 11 jurus).
2. Pemanasan (terdiri dari 8 jurus).
3. Latihan inti (terdiri dari 14 jurus).
4. Penutup (menarik nafas).
Evaluasi :
Respon subyektif :
1. Klien mengatakan sekarang sudah agar berkurang pelupanya.
2. Klien mengatakan sudah dapat berkonsentrasi dengan baik setelah melakukan latihan.
3. Klien mengatakan lebih dapat mengontrol emosinya.
4. Klien mengatakan lebih merasa kehidupannya lebih baik pada saat ini.
Respon subyektif :
1. Klien lebih mampu mengingat kejadian jangka waktu lama, sedang dan pendek.
2. Klien mampu berkonsentrasi dengan baik.
3. Klien tidak mudah beralih.
4. Klien terlihat lebih termotivasi dalam melakukan sesuatu.
5. Klien terlihat lebih bersemangat dalam melakukan sesuatu.
Gerakan crossing the midline fisik dan mental untuk menstimulasi hemisfer kanan agar dapat bekerja seimbang dengan hemisfer kiri.
Tujuan :
1. Memelihara fungsi mental yang normal pada lansia.
2. Meningkatkan Usia Harapan Hidup.
3. Memperlambat kemunduran kognitif pada lansia.
4. Meningkatkan fungsi otak : kewaspadaan, pemusatan perhatian, daya ingat dan fungsi eksekutif (pada lansia dan dewasa).
Prosedur :
1. Persiapan (sebelum latihan gerak dan latih otak, klien harus serius berlatih; minum air yang cukup sebelum, sedang, sesudah latihan; selama latihan tidak menahan nafas saat otot berkonstraksi dan menarik nafas pada saat otot rileks).
2. Peralatan (tidak memerlukan alat-alat khusus; hanya sebuah kursi untuk latihan posisi duduk; dan berdera kecil berwarna hijau, merah dan putih).
3. Lingkungan (tempat latihan dalam ruang bebas bergerak; suasanna membuat nyaman klien).
Pelaksanaan :
1. Peregangan (terdiri dari 11 jurus).
2. Pemanasan (terdiri dari 8 jurus).
3. Latihan inti (terdiri dari 14 jurus).
4. Penutup (menarik nafas).
Evaluasi :
Respon subyektif :
1. Klien mengatakan sekarang sudah agar berkurang pelupanya.
2. Klien mengatakan sudah dapat berkonsentrasi dengan baik setelah melakukan latihan.
3. Klien mengatakan lebih dapat mengontrol emosinya.
4. Klien mengatakan lebih merasa kehidupannya lebih baik pada saat ini.
Respon subyektif :
1. Klien lebih mampu mengingat kejadian jangka waktu lama, sedang dan pendek.
2. Klien mampu berkonsentrasi dengan baik.
3. Klien tidak mudah beralih.
4. Klien terlihat lebih termotivasi dalam melakukan sesuatu.
5. Klien terlihat lebih bersemangat dalam melakukan sesuatu.
0 komentar:
Posting Komentar