MEROKOK MASIH ADA MANFAATNYA





oleh :Imam Soebagio

Walaupun ada fatwa yang menyebutkan rokok haram, ternyata merokok masih ada manfaatnya bagi sebagian orang. Para perokok boleh berbesar hati, karena orang menjual rokok tidak perlu sembunyi-sembunyi. Sebab cukainya bisa untuk membangun bangsa. Merokok dimana-mana juga masih bisa, walaupun dimana-mana sudah ada larangan merokok di tempat-tempat umum. Maka berbahagialah para perokok.

Mas Kuncoro Wastuwibowo memberi semangat agar perokok tetap saja merokok. Sebab :
  • Perokok awet muda, karena sebelum tua sudah pada mati.
  • Perokok rumahnya aman, karena tiap malam batuk melulu.
  • Perokok paling dermawan, karena rajin nyumbang ke dokter dan rumah sakit untuk pengobatan paru-paru, jantung, ginjal, dan lain-lain.
  • Perokok mengurangi persaingan kerja, karena wanita perokok anaknya pada idiot.
  • Perokok tempat mengumpulkan amal bagi orang, karena menyiksa orang dengan asapnya di bis, mikrolet, atau tempat umum lainnya.
  • Perokok mempunyai musik seumur hidupnya (suara nafasnya ngik-ngiiik).
  • Perokok hidup bebas, nggak pernah baca doa sebelum ngerokok.
  • Perokok membuat suasana bioskop lebih rame. Yang tadinya full-ac, jadi full-asep.
Sesudah membaca pesan Mas Kuncoro Wastuwibowo, masihkan anda ingin merokok> silahkan saja, kalau ingin ...........

HUT ADI KE-6



Selamat ulang tahun buat Adiatma yang ke-6, 25 Mei 2009.

Selamat ulang tahun Adiatma yang ke-6, 25 Mei 2009. Semoga panjang umur, tetap sehat, tambah pinter dan tambah besar. Pesan Akung dan Uti, Adi jangan suka njajan, jangan kolokan dan jangan lama2 kalau main game di komputer. Adi harus semakin sayang pada adik2nya, Abhi, Bintang dan Lintang. Adiatma adalah cucu pertama kami, anak pertama Aditia dan ibunya Ade Aritonang. Insyaallah beberapa bulan mendatang dia masuk SD.

SAMPAI KAPAN DIBIARKAN ?


Oleh : Khansa Suroyya

Namanya juga anak muda. Kalau sedang dimabuk cinta, pasti lupa daratan. Tingkah laku mereka terkadang membuat risi orang sekitar.

Seperti beberapa waktu lalu empat pasang siswa diperingati Satpol PP lantaran ketahuan asyik masyuk di alun-alun kota Jember. Sepulang sekolah mereka menyempatkan diri pacaran dibawah pohon peneduh di jogging track alun alun. Mereka tidak risi menjadi tontonan orang yang lalu lalang.

Malam hari, double way Kampus STAIN Jember menjadi tempat favorit pacaran kaum muda. Jalan beraspal hot mix dengan peneduh yang indah dan rindang ini, siang hari menjadi akses kampus dengan Jalan Raya Hayam Wuruk. Malam hari jalan menjadi remang-remang karena kurangnya lampu penerang.

Kantor Polsek Mangli tidak membuat takut kaum muda pacaran seperti dalam sinetron. Petugas Satpam terkesan malas mengusir anak muda pacaran. Mungkin Satpam mulai bosan memperingatkan. Atau mungkin karena Satpam adalah petugas keamanan Perumahan Milenia yang merasa jalan sekitar 400 meter ini bukan tanggung jawabnya.

Akhirnya fihak STAIN Jember menggeber sebuah spanduk. Pesannya jelas, “Kawasan Bebas Pacaran”. Artinya, sepanjang double way menuju kampus STAIN tidak untuk tempat berasyik-masyik. Sehari, dua hari, empat hari kawasan ini sepi kegiatan pacaran. Hari kelima, saat matahari tenggelam di ufuk barat, mulailah kaum muda berdatangan berpasangan meramaikan jalanan dengan perilaku yang kelewat batas. Seperti tidak tahu kalau spanduk larangan masih tergantung di Gapura masuk Kampus STAIN.

Kalau perilaku itu dibiarkan berlarut-larut pasti akan berdampak negatip. Buat pendidikan anak, buat kampus yang agamis, buat warga Perumahan Milenia, serta buat wibawa petugas keamanan. Baik Satpam bahkan Polisi sendiri. Sampai kapan, wallahualam. Barangkali menunggu sampai jatuh “korban”.

SAYA & MAHASISWA JURUSAN DAKWAH


Gambar ini diambil 18 Mei 2009, usai kuliah di Jurusan Dakwah STAIN Jember. Mahasiswanya responsif, pinter2 tapi banyak yang ngantukan. apalagi jam kuliah tengah hari. Saya kepingin mereka jadi Pendakwah Unggul atau Public Relations Manager yang mumpuni. Semoga. (Imam Soebagio).



JADI KOKI, SIAPA TAKUT ?



Oleh : Anandia

Sudah empat belas bulan anak bungsu saya, Anandia, berada di Dubai, Uni Emirat Arab. Dia memang tidak melanjutkan di S1 karena cepat ingin bekerja dan cepat bisa melanglang buana. Berkat kesungguhan, ketekunan dan semangatnya dia mulai menapaki cita-citanya. Obsesinya, keliling dunia gratis. kalau sudah cukup, dia akan kembali ke Jember membuka warung kecil-kecilan tetapi bernuansa internasional. Sambil mengajar dan menulis di bidang kuliner. Inilah salah satu tulisannya.

Ketika masih duduk di bangku SD, seperti lazimnya anak-anak sebaya, saya menyukai mainan yang bernama tamiya. Mainan mobil balap yang menggunakan baterai dan suku cadang agar menang dalam balapan. Tetapi karena bapak saya pegawai rendahan, maka tamiya saya tetap saja butut. Tidak pernah menang balapan karena baterai yang saya gunakan terkadang baterai bekas. Suku cadangpun tidak pernah mengalami up grade.

Maka sejak itu saya bercita-cita untuk bisa ke luar negeri. Khususnya ke Jepang, agar bisa bekerja di pabrik tamiya. Sehingga kalau saya bekerja disana, saya akan kenyang main tamiya secara gratis.

Sampai tahun 2005, ketika duduk kelas tiga di SMA Negeri II Jember, saya masih punya obsesi ke luar negeri. Pada saat itu masalah kuliner baru diangkat media massa, baik elektronik maupun koran dan tabloid. Di televisi saya tertarik oleh penampilan Pak Bondan, Bu Rika dan Pak Rudy Choirudin.

Saya merasa, melalui kuliner saya bisa ke luar negeri. Maka koki yang dalam bahasa sono disebut Cook menjadi pilihan saya. Dengan jabatan koki, saya yakin bisa keliling dunia. Oleh karenanya, sejak saat itu saya punya cita-cita jadi koki kapal pesiar. Maka saya memilih pendidikan di SHS (Surabaya Hotel School). Jurusan kitchen.

Ternyata mimpi itu memang jadi kenyataan. Pada ulang tahun saya yang ke-23 pada 28 April 2009, saya bahkan mendapat hadiah berupa promosi menjadi First Cook di Restaurant Le Pain Quotidien di mall terbesar Dubai, yaitu Mall of Emirates.

Sosok koki.
Sebelumnya, selama sebelas bulan saya menjadi koki di Le Pain Quotidien, rumah makan Perancis milik orang Belgia di Dubai, Uni Emirat Arab. Tidak mudah bisa bergabung dengan manajemen Perancis. Selain harus mumpuni memainkan pisau dapur, meracik bumbu dan memainkan penggorengan, syarat yang harus dipenuhi adalah penguasaan beberapa bahasa. Bahasa Inggris, Perancis, Arab dan Cina.

Selasa dinihari, 28 April 2009, saya menerima banyak SMS dan e-mail. Selain menyampaikan ucapan selamat ulang tahun, kebanyakan adik-adik kelas minta didoakan agar lulus Unas SMA 2009. Selain itu mereka minta saran, sebaiknya kalau sudah lulus SMA kuliah di S1 atau D1.

Pastinya, saya tidak bisa menjawab karena saya tidak tahu kondisi mereka. Untuk yang punya kemampuan akademis tinggi dan kemampuan finansial keluarga yang cukup, seyogyanya kuliah ke program studi seperti cita-cita mereka sejak awal. Kalau kepingin cepat bekerja, masuk saja D1. Saya memilih D1 karena bapak saya pensiun, sedangkan kakak-kakak saya harus menyelesaikan studinya di perguruan tinggi.

Kini Program Diploma seperti yang saya ikuti bukanlah hal boleh dipandang sebelah mata. Apalagi menjadi koki atau culinarian adalah professional yang dibutuhkan dunia. Sepanjang penduduk dunia masih mau makan, maka koki masih dibutuhkan. Bagi masyarakat barat, koki adalah profesi tehnik. Sebab tidak semua orang mahir melakukannya. Di Perancis, menjadi koki sama terhormatnya dengan insinyur

Seorang culinarian juga dituntut kredibel. Dia harus baik, harus menguasai bidangnya dan tidak hanya pintar memasak dan mengolah bahan-bahan makanan. Namun juga harus mampu mengembangkan ide dan gagasan serta memadukan nutrisi dengan presentasi yang baik dan selalu update tentang culinary fashion.

Percaya atau tidak, koki Indonesia dicari orang di Eropa. Bahkan di Uni Emirat Arab, koki asal Indonesia mendapat tempat terhormat. Sebab anak-anak Indonesia penuh loyalitas, mudah bergaul, dikenal sopan dan gathe’an alias mudah mengerti kalau ada sesuatu (menu) baru. Apalagi mereka masih muda-muda yang rata-rata berpendidikan D1 atau D3.

Menjawab pertanyaan adik-adik yang baru menyelesaikan Unas 2009, maka saya katakana bahwa sekolah itu penting. Untuk mempersiapkan diri menghadapi persaingan yang semakin ketat. Kalau kemampuannya cukup, pilihlan S1. Kalau kemampuannya pas-pasan dan segera ingin bekerja, pilihkan Program Diploma. Selamat berjuang.


DASAR TUWEK


Oleh : Jatin

Pensiunan PLN Jember yang satu ini, ada saja yang diceritakannya. Terutama kisah masa lalu sampai masa kini. Sukanya rengeng2 tapi tak bisa mainkan alat musik. Ceritanya selalu menimbulkan gelak tawa temannya. Seperti kisah temannya ini yang diceritakannya kepada teman2 lainnya.

Lansia yang satu ini biasanya lepas magrib sudah tidak kerasan di rumah. Hampir setiap malam selalu nonggo ke rumah teman-teman sebayanya. Ponijo selalu ingat pitutur kyainya yang bernama Haji Jamek. Kata sang kyai, perbanyak silaturakhim agar lansia awet urip.

Seperti malam itu, malam minggu. Ponijo jagongan di rumah Rahmad sampai agak larut. Pasalnya, sejak Ponijo duduk di rumah sahabatnya ini, hujan turun sangat lebatnya. Menjelang jam sepuluh malam, tuan rumah menawarkan kepada Ponijo untuk bermalam saja. Sebab hujan tidak berhenti, malah semakin lebat. Rahmad tahu kalau penyakit sesak dan batuk kronis Ponijo akan kambuh kalau kedinginan apalagi kalau kehujanan.

Ponijo mengiyakan, tanda setuju untuk bermalam. Tiba-tiba Ponijo bangkit dan keluar rumah.

- "Kemana Jo", tanya Rahmad.

- "Pulang sebentar", ngambil sarung dan selimut, jawab Ponijo.

- "Lho, katanya bermalam disini".

- "Iya, ngambil sarung dan selimut dulu, biar nanti nggak kedinginan".


RAMBUT “UWANEN”, KEREN


Oleh : Bambang Widjanarko, SH

Lain kepala pasti lain keinginannya. Demikian juga rambutnya. Lain kepala warna rambutnya juga lain. Begitu juga sosoknya, ada yang ikal, ada yang keriting. Ada pula yang hitam pekat dan tidak sedikit yang beruban alias berwarna putih. Orang Jawa menyebut rambut putih adalah uwan. Sedangkan orang Madura menyebut oben. Tetapi prinsipnya sama, perubahan dari rambut hitam menjadi putih.

Penyebab rambut beruban, terutama disebabkan oleh faktor usia. Semakin mendekati lansia, semakin cepat perubahan warna rambut menjadi putih terjadi.

Seorang teman yang akan pensiun, menginginkan rambutnya segera berubah menjadi putih setelah pensiun. Alasannya biar dikatakan sepuh. Namun, banyak teman lain yang tidak menginginkan mahkota kepalanya dihiasi rambut putih. Jalan keluarnya adalah dengan menyemir rambut. Sehingga rambut si tua itu menjadi hitam, agar kelihatan muda.

Mengapa beruban.
Menurut pakar rambut Indonesia, Rudy Hadisuwarno, terjadinya perubahan rambut beruban adalah karena keturunan. Faktor keduanya karena metabolisme pada tubuh kita.

Setiap helai rambut mengandung keratin, sebuah protein yang tidak mampu mentransmit nutrisi. Akar rambut tersimpan dalam folikel rambut, sejenis “pabrik” rambut di kepala kita. Kepala kita terdiri atas 100.000 folikel, jadi bisa dibayangkan lama sekali proses pemutihan rambut ini.

Pertumbuhan rambut terjadi karena penambahan keratin baru. Sel-sel folikel bernama melanosit membuat melanin, yakni pigmen yang menghasilkan warna rambut.

Makin kita tua, melanosit berhenti memproduksi melanin, sehingga rambut jadi kelabu atau putih. Kapan melanosit ini berhenti bekerja, sangat tergantung pada faktor genetika, nutrisi dan tingkat stres, juga kebiasaan merokok.

Kebanyakan orang beruban membutuhkan tempo lama. Setelah sekian puluh tahun. Dan perlu diketahui, kasus kebotakan rambut kebanyakan hanya menyerang rambut putih. Kepada pembaca yang sudah mulai beruban, atau sudah banyak ubannya, tidak perlu risau. Sebab rambut beruban merupakan salah satu indikator kematangan jiwa kita, para lansia.

Kalau ada yang risau karena warna putih menjadi penghias kepala kita, solusinya ada. Minta cucu kita menyemir rambut. Atau ke salon untuk diwarnai sesuai selera. Bisa coklat, merah atau kuning. Tapi biasanya, seminggu kemudian bagian pangkal rambut kita menyembul warna aslinya, putih. Uban, lagi. Uwan, maneh. Oben, pole.


REHAB DUA RUMAH LANSIA


Oleh : Jatin (Pensiunan PLN Jember)

Tak pernah terbayangkan, pada usianya yang mulai senja, rumah reyot yang mereka huni dipugar. Itulah sebabnya kedua janda itu sangat bersyukur sekali. Rumah keduanya dipugar oleh IKPLN (Ikatan Keluarga Pensiuan Listrik Negara). Keduanya kini tidak lagi kedinginan lantaran dinding bambu yang sudah bolong, kini menjadi dinding tembok. Bahkan ber-keramik.

Adalah Bu Siyam, 70 tahun, yang ditinggal meninggal dunia oleh suaminya enam tahun lalu. Suaminya adalah pensiunan PLN Jember yang pada masa lalu bertugas di bagian kendaraan. Buk Siyam tidak pernah membayangkan kalau rumahnya yang berdiri diatas selokan di Jalan Diponegoro gang IV Jember itu bakal direhab.

Pasalnya, uang pensiun yang dia terima hanya Rp. 400 ribu. Itupun harus dibagi untuk mencukupi kebutuhan keluarga . Walaupun keenam anaknya sudah mentas dengan 22 cucu, nenek renta ini tidak bisa tinggal diam. Dengan penghasilan yang kecil itu, dia harus membantu berjualan di warung nasi.

Namun, dia kini bernafas lega sebab rumahnya yang berukuran 7 kali 6 meter sudah berdinding tembok dan porselin. Dilengkapi dengan listrik.

Kebahagiaan Buk Siyam dirasakan juga oleh Soemiati, janda Arif yang pernah bertugas sebagi sopir di PLN Jember. Janda beranak dua dengan 4 cucu yang berusia 68 tahun ini semula sama menghuni rumah reyot di dalam kota Jember yang terletak di Jalan Kenanga 154. Kini rumah berdinding bambu itu sudah direhap dengam model baru yang tidak kalah bagusnya dengan para tetangganya.

Sebenarnya ukuran rumahnya 22 kali 12 meter, tetapi yang direhab hanya bagian depan dengan ukuran 6 kali 6 meter. “Itu sudah cukup, sebab kalau memperbaiki sendiri seumur-umur saya tidak akan mampu”, kata Soemiati. Dia juga berterima kasih sekali kepada IKPLN yang mengulurkan tangan.

Ketua IKPLN Jember Munadi, menjelaskan bahwa kedua rumah itu direhab dengan biaya masing-masing Rp. 15 juta. Kedua bangunan itu dikerjakan sendiri oleh teman-teman dan tidak diborongkan, agar hasilnya lebih optimal. Sedangan biayanya berasal dari IKPLN.

Qtela Qju


oleh : Imam Soebagio

Kalau untuk konsumsi lokal, cukup banyak variasi makanan yang berbahan baku pohung.
Seperti luk-guluk, jemblem, lonyang, sate pohung, getuk, gatot, tiwul atau tape. Tetapi umurnya pendek.

Orang Jember hanya mengenal ketela pohon alias pohung atau cassava hanya untuk tape. Sehingga tape Jember dikenal sampai ke ibu kota. Kalau untuk konsumsi lokal, cukup banyak variasi makanan yang berbahan baku pohung. Seperti luk-guluk, jemblem, lonyang, sate pohung, getuk, gatot, tiwul atau tape. Tetapi umurnya pendek, karena tidak bisa disimpan lama. Kalau untuk jangka panjang, pohung bisa dijemur untuk gaplek. Bisa juga untuk gatot, atau untuk keripik.

Akibat kemajuan teknologi serta sentuhan kemajuan jaman, pohung kini bisa diolah lebih modern. Mulai dari Jakarta, Puncak, Bandung sampai ke Jember kini semakin banyak konter yang menjual pohung goreng dengan rasa modern. Seperti rasa keju, barbequ atau rasa lokal seperti rasa jagung muda (baby corn). Dan, ini juga merupakan peluang wirausaha yang bisa dikembangkan di kota-kota kecamatan di Jember.

Untuk memulai wirausaha ini tidak sulit. Juga tidak membutuhkan modal besar. Bahan baku ketela pohon alias pohung ada dimana-mana dan harganya sangat murah. Wirausaha nyamikan modern berbahan baku pohung ini bisa dilakukan para lansia. Namun, sangat bagus digeluti oleh kaum muda, terutama bagi pengangguran.

Cara membuatnya sederhana. Pilih ketela pohon yang baru dicabut dan masih segar. Kuliti kemudian potong sekitar 5 atau 6 senti. Belah menjadi 6 atau 8, cuci bersih. Bumbui dengan sedikit garam dan bawang putih kemudian kukus sampai setengah matang. Pada saat ada pembeli, goreng secukupnya. Setelah matang, angkat kemudian taburi tepung bumbu.

Sajikan hangat-hangat. Di Jember harga per ons Rp. 1.500 sampai Rp. 2.000. Padahal harga ketela pohon per kilo hanya Rp. 1.000. Tepung bumbu bisa beli di toko-toko roti. Tetapi hati-hati, sekarang banyak tepung bumbu dengan aneka rasa yang sudah diberi campuran bahan lain. Tepung bumbu yang sudah dicampur dengan bahan lain, antara lain bisa menyebabkan batuk, serik atau mencret

PERMINTAAN MAAF

Maaf, tampilan blog saya kurang bagus. Maklum, yang buat lansia. tetapi saya masih ingin menampilkan yang lebih bagus. Siapa yang mau memberi saran, masukan untuk memperbaikinya ? Terima kasih.




GAK BISA HOP


Oleh : Imam Soebagio

Usman bersepeda motor ke jalan kampung, terus menuju jalan besar. Tiba-tiba Agus sadar. Dia bertanya kepada ibunya, apa bapak sudah punya SIM. Ibunya menjawab, boro-boro SIM, lha wong naik sepeda motor, ya baru sekali ini.

Sudah lama sekali Usman ingin memiliki sepeda motor. Sudah lama sekali pula dia memendam rasa untuk bisa naik sepeda motor. Ternyata sampai empat tahun pensiun, masih juga dia tidak memiliki sepeda motor yang selalu diimpikannya. Dulu, saat dia masih menjadi Kasubsi di sebuah kantor pemerintah, dia dipegangi sepeda motor “plat merah”. Dia menolak karena bukan miliknya.

Libur panjang saat hari pencontrengan awal April 2009, anaknya, Agus, yang bekerja di Bali datang. Agus berkendara sepeda motor dari Bali. Maklumlah antara Denpasar ke Jember perjalanan Cuma membutuhkan waktu 7 jam. Kepada bapaknya, Agus bilang kalau sepeda motor itu miliknya. Usman sangat bangga karena keluarganya sudah memiliki sepeda motor sendiri.

Keesokan harinya, Usman pinjam kunci kontak sepeda motor anaknya. Kata Usman, dia kepingin jalan-jalan di kampungnya. Tanpa ba, tanpa bu, sepeda motor distater. Greng, langsung mencolot. Tetapi untung Usman bisa menguasai stir. Jalan sepeda motor yang dikendarai Usman tersendat-sendat.

Gus, sepeda motormu koq nggak enak, teriak Usman. Sang anak hanya ketawa. Lha wong gigi persneling masuk satu koq distater. Ya mencolot, kata Agus lirih. Gus, sepeda motormu koq ndut-ndut-en larinya, kata Usman lagi. Agus berteriak, iya pak, lha wong sepeda motor belum dipanasi sudah dipakai.

Dari halaman rumah, Usman bersepeda motor ke jalan kampung, terus menuju jalan besar. Tiba-tiba Agus sadar. Dia bertanya kepada ibunya, apa bapak sudah punya SIM. Ibunya menjawab, boro-boro SIM, lha wong naik sepeda motor, ya baru sekali ini. Agus kaget. Tanpa pamit dia naiki sepeda engkol bapaknya yang disandarkan dibawah pohon kenitu halaman rumahnya. Dia kejar sang bapak sampai dekat pasar sapi.

Ternyata di depan pasar sapi, banyak orang teriak-teriak. Katanya ada dua ekor sapi ditabrak sepeda motor. Sepeda motornya lari dan dikejar beberapa orang. Ternyata yang menabrak kedua sapi itu, bapaknya. Dikejarnya sang bapak sambil berteriak-teriak. Pak, berhenti pak, berhenti.

Gak iso le, gak iso hop. Sepeda motor tetap melaju dengan suara berdengung. Ternyata sejak dari rumah sampai ke pasar sapi, persneling masih di posisi gigi satu. Alias tidak di-oper, sehingga bunyinya berdengung. Dan larinya tersendat-sendat pula.

Mandeg, mandeg, teriak Agus. Gak iso hop, le, jawab bapaknya.

Tiba-tiba dari arah depan ada serombongan kambing. Aguspun berteriak lagi, di-rem, pak. Sikil kiwo, pak. Usman sadar. Rem kaki diinjaknya keras-keras. Sepeda motor yang dinaiki Usman terpental kearah kambing. Dua ekor kambing, Usman dan dua laki-laki yang mengejar lansia yang satu ini sejak dari pasar hewan, jatuh di selokan yang tidak berair. Tumpuk undung alias bertumpukan.

Usman berdiri sambil berucap. Wong gak iso hop. Maksudnya, karena tidak bisa berhenti. Alias tidak bisa menghentikannya.

TERAPI MENYANYI

Oleh : Imam Soebagio

Inti dari kegiatan karaoke adalah menyanyi. Nah, menyanyi inilah yang akhir-akhir ini menjadi terapi penyembuhan berbagai penyakit. Mulai penyakit saraf, tekanan darah tinggi, stres, sampai stroke. Dengan terapi menyanyi, pasien dapat mengurangi ketegangan dan bisa menggembiarakan hati.

Ada kebiasan unik masyarakat Jepang, yang tiba-tiba saja menyebar ke seluruh penjuru dunia. Apalagi setelah didukung oleh kemajuan jaman dan teknologi canggih. Kebiasaan itu adalah karaoke. Menyanyi dengan mengiringi lagu melalui tape recorder atau VCD player. Bagi masyarakat Jepang, karaoke sudah menjadi bagian dari denyut kehidupan mereka.

Selepas kerja keras, karyawan disana menghabiskan waktu untuk karaoke. Begitu pula yang dilakukan kaum ibu, remaja bahkan mahasiswa juga biasa mengunjungi tempat karaoke. Tujuannya melepas kepenatan setelah sehari suntuk bekerja keras. Kesempatan karaoke bersama mereka manfaatkan juga untuk bersosialisasi atau melakukan lobi-lobi.

Tidak banyak yang tahu kalau karaoke sebetulnya ditemukan oleh seorang dokter di Jepang untuk menterapi para pasiennya. "Dokter ini mencari cara supaya pasien-pasiennya cepat sembuh. Kebetulan ia suka mengutak-atik barang elektronik. Maka terciptalah program karaoke seperti sekarang ini," terang Dr. Hermawan Suryadi, Sp.S, dokter spesialis saraf dari Klinik Neuropsikiatri dan Revitalisasi, Jakarta. Menurutnya, pasien jantung dan stroke yang diterapi dengan karaoke ternyata lebih cepat pulih.

Dari Jepang terapi ini menyebar ke seluruh dunia. Bagian Terapi Rehabilitasi University of Iowa Health Care bahkan menyelenggarakan acara karaoke untuk pasien dan keluarganya setiap bulan. Saint Andrews Community Hospital di Singapura memberi sesi karaoke bagi pasien saraf akut sampai penyakit ortopedik.

Inti dari kegiatan karaoke adalah menyanyi. Nah, menyanyi inilah yang akhir-akhir ini menjadi terapi penyembuhan berbagai penyakit. Mulai penyakit saraf, tekanan darah tinggi, stres, sampai stroke. Dengan terapi menyanyi, pasien dapat mengurangi ketegangan dan bisa menggembiarakan hati.

Ritme internal.
Salah satu contoh yang dikemukakan oleh Kathleen Howland, Ph.D, MT-BT dari New England Conservatory of Music bagi penderita stroke. Secara fisik pasien stroke tampak kesulitan berjalan atau menggerakkan tangan, karena mereka kehilangan kemampuan fungsi kontrol terhadap anggota tubuhnya. Semua kesulitan itu bukan disebabkan oleh cedera fisik, tetapi karena ada yang rusak pada area di otak yang berfungsi mengontrol bagian tubuh. Kerusakan itu membuat otak pasien stroke kehilangan ritmik internal yang mengatur anggota gerak.

Ia berpendapat, ritme yang diperoleh dari luar tubuh (eksternal) dapat merehabilitasi pasien. Ritme eksternal ini bisa diperoleh dari mendengarkan musik atau bersenandung. Musik atau senandung ini dapat membantu otak mengenali kembali ritme internal yang ada pada otak sehingga akhirnya pasien mampu berjalan secara normal.

Ritme musik juga dapat membantu menterapi aphasia atau gangguan berbahasa. Pasien stroke kehilangan kapasitas berbicara karena daerah otak yang mengontrol bahasa rusak. Meski tidak dapat bicara, mereka masih bisa menyanyi karena daerah musik pada otak tidak rusak.

Hal itu dibenarkan oleh Dr. Hermawan. Ia mengingatkan bahwa bahasa dan nada berasal dari belahan otak yang berbeda. Belahan otak kiri adalah pusat bahasa, rasio, matematika, kemampuan baca dan tulis. Sedangkan belahan otak kanan adalah pusat intuisi dan kemampuan merasakan, memadukan dan ekspresi tubuh seperti menari, menyanyi dan melukis.

Dengan bantuan seorang terapis, pasien dengan gangguan berbahasa dapat memperbaiki kemampuan bicara melalui menyanyi. Pertama pasien belajar menyanyikan lirik dengan bantuan instrumen musik. Lagu-lagu yang dinyanyikan berirama tidak terlalu cepat dan syairnya pun sederhana.

Oleh karena itu Dr. Hermawan menyarankan melakukan karaoke. Karena banyak saraf yang dilibatkan. Mata menjadi aktif melihat teks lagu untuk mengeluarkan kata-kata dan irama lagu. Selain itu mata juga melihat gambar-gambar yang menarik di layar monitor karaoke. Telinga menjadi aktif karena pasien juga mendengar suaranya sendiri.

"Dengan karaoke, saraf mata diintegrasikan dengan saraf bicara. Integrasi saraf ini dikenal sebagai neuro sensory integration. Ini merupakan bagian dari pemulihan atau rehabilitasi untuk penderita stroke," jelasnya. Setelah berlatih karaoke, pasien dapat belajar bernyanyi tanpa bantuan irama musik.

Dr. Hermawan mengamati bahwa karaoke membuat pasien lebih gembira, tenang dan percaya diri, sehingga bermanfaat untuk mendorong motivasinya agar lebih cepat sembuh. Sewaktu berkaraoke pasien berkumpul untuk menyanyi, sehingga mereka secara rutin bertemu dengan sesama pasien.

Buat awet muda.
Sebagai gambaran, dikemukakan oleh Dr. Hermawan bahwa syair lagu berasal dari otak kiri dan tangga nada berasal dari otak kanan. "Menyanyi berarti menggabungkan aktivitas otak bagian kiri dan kanan sehingga jembatan otak menjadi aktif. Orang yang jembatan otaknya aktif adalah pribadi yang seimbang antara kemampuan intelektual dan emosinya," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan Psikolog Dra.Iesye Widodo, anak yang lahir dari ibu yang menjalani terapi menyanyi terbukti mempunyai kecerdasan yang jauh di atas rata-rata serta kecerdasan emosi yang tinggi. "Berlatih menyanyi yang baik berarti melatih pernapasan, pengucapan, artikulasi dan keselarasan nada," ucap Ussy Pieters, salah seorang pemain harpa ternama di Indonesia.

Latihan menyanyi, menurut Ussy, menggunakan pernapasan perut dan melibatkan resonansi pada otak, dada dan perut. Latihan ini bermanfaat untuk mengurangi migren dan pusing. Para lansia yang menyanyikan lagu-lagu lama akan terbawa ke dalam suasana nostalgia. Suasana ini membuat mereka merasa muda. Perasaan seperti ini akan membuat sel-sel menjadi aktif, regenerasi sel dan sistem hormon berjalan baik.

Menyikapi perlunya menyanyi sebagai terapi, Pro II FM RRI Jember menyediakan waktu satu jam untuk itu. Setiap hari pada pukul 14.00 sampai 15.00 ada mata acara yang kian hari semakin banyak penggemarnya yaitu Golden Memories. Terutama para lansia. Menurut pengasuhnya, Lucky Antoni, acara ini menyuguhkan balutan lagu-lagu oldies seperti nomor-nomoor legenda Andi Wiliams, Frank Sinatra atau Nat King Cole sambil menikmati istirahat siang.

"Rahasia awet muda adalah selalu merasa muda. Jangan pernah merasa tua. You look what you feel," kata Ussy Pieters membuka rahasia. Maka, jangan malu-malu untuk bernyanyi dan bernostalgia biar awet muda dan awet urip, tentunya. Selamat bernyanyi, sebelum bernyanyi dilarang.